Senin, 11 Januari 2016

ARTIKEL METODE PEMBELAJARAN SENI MUSIK



METODE PEMBELAJARAN SENI MUSIK


      Mata  pelajaran  pendidikan  seni  budaya  (seni musik) merupakan mata pelajaran yang termasuk  kelompok  mata pelajaran estetika. Mata pelajaran estetika berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum 2006,   dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan meng-ekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual maupun bersama sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup. Dalam mensyukuri hidup ini, baik secara individu maupun dalam kehidupan kemasyarakatan, dengan menjadikan suatu kemampuan menciptakan kebersamaan yang harmonis.
      Menurut Mason, pendidikan musik di sekolah bukan untuk menciptakan musisi-musisi profesional namun untuk mengembangkan musikalitas siswa yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan usia siswa. Pendidikan musik sebaiknya melibatkan pengalaman-pengalaman konkret yang dilakukan siswa secara mandiri sebelum menghadirkan teori-teori (prinsip praktek sebelum teori). Pengalaman-pengalaman tersebut sebaiknya melibatkan hal-hal yang disukai dan sesuai dengan perkembangan psikologis siswa. Pengalaman belajar merupakan sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
            Pendidikan musik adalah mata pelajaran yang terkait dengan pengajaran dan pembelajaran musik. Pembelajaran musik mencakup semua aspek pembelajaran, mulai dari psikomotor (pengembangan kemampuan), kognitif (pemerolehan pengetahuan), dan afektif  (apresiasi musik dan sensitivitasnya). Mata Pelajaran seni musik merupakan salah satu cabang mata pelajaran seni budaya. Ruang lingkup isi pembelajaran seni musik mencangkup apresiasi karya seni musik dan mengekspresikan diri melalui karya seni musik. Oleh karena itu guru harus memiliki wawasan umum yang luas tentang musik dan bagaimana mengembangkan materi ajar musik, sehingga akan membantu guru dalam melaksanakan pencapaian kompetensi dasar seni musik.
            Untuk cakupan apresiasi seni musik, guru perlu memahami bagaimana mengembangkan kegiatan apresiasi siswa. Konteks  apresiasi dalam pembelajaran seni musik harus menggunakan pendekatan apresiasi. Adapun standar kompetensi yang terdapat pada  kurikulum   adalah hal-hal yang berkaitan dengan mengapresiasi karya seni musik. Kompetensi dasar yang terdapat dalam cakupan apresiasi seni musik adalah mengidentifikasi jenis karya seni musik dan menampilkan sikap apresiasif terhadap keunikan seni musik. Materi yang harus dikuasai siswa dalam cakupan materi ini adalah  pengertian seni musik, unsur-unsur pokok musik, unsur-unsur keindahan musik,   jenis-jenis karya musik , peranan dan fungsi musik, unsur-unsur pendukung  musik,    serta keunikan  dan karakteristik karya musik.
            Cakupan berkarya seni musik atau berkreasi musik maksudnya agar memberikan rang­sangan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memproduksi seni musik, baik menciptakan karya musik maupun mengaransemen karya musik. Setelah melalui tahapan menciptakan atau mengaransemen karya musik, selanjutnya perlu dirancang bagaimana agar siswa mampu menampilkan karya mereka secara perorangan maupun kelompok.
      Dalam proses pembelajaran seni musik, guru harus mampu merencanakan pembelajaran serta mengaplikasikan dengan menggunakana metode pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dari awal sampai akhir proses pembelajaran.
            Dalam Metode pembelajaran, terdapat beberapa kegiatan pokok, yaitu:  perencanaan yang mencakup pemilihan materi pelajaran dan penyusunan materi pelajaran, penyajian materi pelajaran di kelas, pemantapan serta penilaian.
Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa macam metode yang sering digunakan, di antaranya:
1)      Metode ceramah yaitu penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan cara penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
2)      Metode tanya jawab yaitu  metode mengajar di mana guru menanyakan hal-hal yang bersifat faktual.
3)      Metode diskusi yaitu metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Kegiatan dalam metode diskusi di antaranya guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah.
4)       Metode kerja kelompok, dengan metode ini siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
5)      Metode demonstrasi dan eksperimen yaitu dalam proses pembelajaran guru dan siswa melakukan suatu percobaan mengenai suatu materi pelajaran.
6)      Metode sosiodrama dan bermain peran yaitu  dalam proses pembelajaran guru maupun siswa mendramatisasikan suatu materi pembelajaran.
7)      Metode pemberian tugas belajar dan resitasi, yaitu guru memberikan tugas tentang suatu materi pelajaran, kemudian siswa mempelajari kemudian melaporkan hasilnya.
8)      Metode karyawisata, yaitu metode mengajar di mana guru mengajak siswa ke suatu objek tertentu yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
9)      Dril atau pemberian latihan, yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan latihan-latihan kepada siswa mengenai materi pelajaran.
10)  Metode pemecahan masalah, yaitu metode mengajar yang dalam prosesnya guru mendorong siswa untuk belajar memecahkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
            Selain metode pembelajaran yang dipaparkan di atas, pembelajaran musik bisa menggunakan beberapa metode tersebut dengan catatan sesuai dengan materi yang akan dibahas. Namun, ada juga beberapa metode pembelajaran musik yang  sudah berkembang sejak lama dan bisa digunakan oleh guru dalam proses pembelajarannya. Metode-metode yang terkenal dalam pembelajaran musik, di antaranya:
1.      Metode Dalcroze       
Metode ini dikembangkan pada awal abad ke-20 oleh seorang musisi dan pengajar asal Swiss, Émile Jaques-Dalcroze. Dalam metode ini, terdapat tiga konsep dasar yang digunakan, yaitu pemakaian solfège, improvisasi, dan euritmika. Kadang disebut "gimnastika ritmik", euritmika mengajarkan konsep ritme, struktur, dan ekspresi musik menggunakan gerakan, dan merupakan konsep terkenal dari Dalcroze. Dalam Eurhythmic, siswa dapat mengembangkan kemampuan mereka dengan menyeimbangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dengan gerak tubuh secara cepat dan tepat. Dalam latihan Eurhythmic, Dalcroze melibatkan improvisasi musik dan gerak tubuh. Teknik Solfege yang ia terapkan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan siswa agar dapat menyanyi dengan pitch yang tepat, meningkatkan kepekaan pendengaran dan melatih konsentrasi dan ingatan siswa.
Metode ini berfokus pada memungkinkan siswa mendapatkan kesadaran fisik dan pengalaman musik melalui pelatihan yang dilakukan dengan semua indera, terutama kinestetik. Menurut metode Dalcroze, musik adalah bahasa dasar otak manusia dan secara mendalam terhubung dengan definisi manusia.
      Dalam pembelajaran musik di sekolah, metode ini bisa digunakan ketika guru akan membahas materi mengenai unsur-unsur pokok musik, selain memaparkan mengenai konsep dasarnya, guru dapat mengajak siswa berlatih mempraktekkan berbagai unsur musik  tersebut melalui simbol-simbol gerakan yang bisa diciptakan sendiri oleh guru.

2.      Metode Kodaly 
Metode ini dikembangkan oleh Zoltán Kodály (1882–1967) yang merupakan pengajar musik dan komponis Hongaria. Metode ini  menekankan kepada manfaat instruksi fisik dan respon terhadap musik. Meski sebenarnya bukan metode pendidikan, ajaran-ajarannya berada dalam kerangka kerja yang menyenangkan dan mendidik yang dibangun kuat pada teori musik dasar dan notasi musik dalam berbagai bentuk verbal dan tertulis. Tujuan utama Kodály adalah menciptakan kecintaan terhadap musik dalam diri siswa. Sejumlah metode pengajaran ciptaan Kodály mencakup pemakaian bahasa tangan solfège, notasi pendek musik (notasi stik), dan solmisasi ritme (verbalisasi). Pendidikan musik di sekolah sebaiknya dapat mengembangkan keterampilan para siswa dalam menguasai bahasa musik yang dimulai sejak usia dini, aktivitas menyanyi dengan menggunakan lagu-lagu tradisional yang dikenal siswa, dan melibatkan musik dalam pelajaran-pelajaran lain.
      Sama halnya seperti metode Dalcroze, metode ini bisa digunakan untuk pembahasan materi unsur-unsur pokok musik. Tetapi, metode ini lebih menekankan agar siswa mampu membaca notasi musik. Aktifitas membaca notasi musik ini dimulai dengan berlatih membaca notasi lagu-lagu yang di kenal oleh siswa.

3.      Orff Schulwerk
      Carl Orff merupakan seorang komponis ternama Jerman yang mengembangkan satu metode yang dianggap sebagai "pendekatan" terhadap pendidikan musik. Pendekatan ini dimulai dengan kemampuan dalam diri siswa untuk bermain dengan bentuk-bentuk musik yang belum sempurna, menggunakan ritme dan melodi dasar. Orff menganggap tubuh merupakan instrumen perkusif dan pelajar didorong mengembangkan kemampuan musik mereka dengan cara yang melintasi perkembangan musik barat. Pendekatan ini mendorong improvisasi dan mengurangi tekanan orang dewasa dan latihan mekanik, sehingga membantu penemuan jati diri pelajar tersebut.
      Dalam pembelajaran musik di sekolah, metode ini bisa digunakan dalam materi membuat karya musik dengan cara siswa membuat simbol-simbol musik sendiri yang bisa mereka pahami dan mereka aplikasikan dalam permainan musik.  


4.      Metode Suzuki
      Metode Suzuki dikembangkan di Jepang oleh Shinichi Suzuki setelah Perang Dunia II. Metode ini memakai pendidikan musik untuk memperkaya hidup dan karakter moral para siswanya. Gerakan ini berdiri di atas pemikiran bahwa "semua anak bisa menjadi terpelajar" dalam musik, dan bahwa belajar bermain musik pada tingkat tinggi juga melibatkan pembelajaran ciri-ciri dan keutamaan karakter yang menjadikan jiwa seseorang lebih indah. Metode utama dalam mencapai hal ini terpusat pada menciptakan lingkungan belajar musik yang sama seperti lingkungan seseorang untuk belajar bahasa ibu mereka.
      Metode Suzuki bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran musik mengenai materi mengapresiasi karya musik. Tujuan mengapresiasi musik yaitu selain siswa memahami berbagai karakter dan keunikan satu karya musik, mereka juga didorong untuk menghargai dan mencintai karya musik orang lain juga karya musik sendiri.

5.      MMCP
      Manhattanville Music Curriculum Project dikembangkan tahun 1965 dan merupakan metode alternatif dalam membentuk perilaku positif terhadap pendidikan musik. Pendekatan kreatif ini berpusat pada pelajar menjadi musisi dan terlibat dalam proses penemuan. Guru memberikan pelajar kebebasan untuk mencipta, mementaskan, berimprovisasi, melakukan, meneliti, dan menyelidiki berbagai unsur musik dalam kurikulum spiral.
      Metode MMCP bisa dmanfaatkan oleh guru dalam materi pembelajaran mengekspresikan diri melalui karya musik. Guru mendorong siswa untuk menciptakan atau mengaransemen karya musik dengan cara memberikan kebebasan sesuai dengan kemampuan dan kreatifitas siswa. Selain itu melalui proses penciptaan dan aransemen karya musik, siswa didorong untuk mengapresiasi dan menghargai karya musik ciptaan orang lain dan karya musik ciptaannya sendiri.

      Dalam proses pembelajaran, peranan guru sangat penting untuk membantu proses belajar siswa. Demikian juga dalam pembelajaran seni musik, guru sebaiknya tidak mendominasi proses pembelajaran di kelas. Guru diharapkan bisa menjadi fasilitator yang dapat memotivasi pengembangan musikalitas siswa, misalnya dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan bermain musik sebanyak-banyaknya, membiarkan siswa bekerja dalam kelompok kecil, membiarkan siswa bekerja dengan ide-ide mereka dan mengalami yang telah mereka miliki, memberikan batas-batas materi pembelajaran yang jelas, meningkatkan rasa ingin tahu dan pemahaman mereka tentang pelajaran musik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
        Selain aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, guru juga dapat memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan di luar kelas, seperti mengadakan kerjasama dengan seniman-seniman tradisional untuk melakukan pertunjukan seni atau diskusi. Melalui kegiatan ini, siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mereka tentang kesenian tradisional yang diharapkan dapat menambah perbendaharaan pemahaman mereka dalam melakukan aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran musik secara menyeluruh.
      Dengan metode pembelajaran yang tepat, proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam pembelajaran seni musik, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pelajaran, karakteristik dan gaya belajar siswa, serta lingkungan tempat belajar siswa. Guru harus mampu merencanakan dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan berbagai metode pembelajaran, sehingga siswa dengan mudah dapat memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian, tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan harapan.






DAFTAR BACAAN

Campbell,Patricia Shehan. 204. Teaching Music Globally. New York. Oxford University Press.
Sanjaya Wina. 2008. PERENCANAAN DAN DESAIN Sistem Pembelajaran. Jakarta. Prenadamedia Group.
Sanjaya Wina. 2006. STRATEGI PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pendidikan_musik.
http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/download/847/163. Model Pembelajaran Seni Musik melalui Lesson Study: Studi Kasus di SDN Jawilan, Serang.
https://ustadsfahrur.wordpress.com2009/01/09/49. Metode Pembelajaran Seni Musik.





1 komentar:

PPDB SMA NEGERI 22 GARUT TAHUN 2022